Senin, 19 Maret 2012

Kelalaianmu adalah Penderitaanku


Dari laporan DepKes RI diperkirakan sekitar 7000 perempuan hamil terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) setiap tahun. Proporsi perempuan yang terinfeksi HIV secara nasional sekarang ini sudah mencapai 40% dan sebagian besar perempuan tersebut berada dalam rentang usia subur Permasalahan kesehatan reproduksi pada perempuan hamil yang terinfeksi HIV adalah pengaruh infeksi HIV terhadap kehamilannya. Di samping itu kondsi ibu hamil tidak boleh diabaikan seperti merokok, kekurangan vitamin A, pecandu narkoba, terinfeksi penyakit menular seksual, anemia, hipertensi, diabetes mellitus dan lain-lain..
Dalam beberapa penelitian didapati bahwa wanita HIV positif yang hamil akan menghadapi kenyataan yang terkadang diluar keinginannya seperti abortus spontan, kematian janin dalam kandungan, pertumbuhan janin yang terhambat, berat badan bayi rendah, bayi prematur dan korioamneitis. Selain itu berbagai infeksi menular seksual seperti kandidiasis vulvovaginal, vaginosis bacterial, herpes, gonorea, sifilis dapat menyertai kehamilan pada perempuan HIV positif.

Penularan virus HIV dari ibu hamil ke anak merupakan kasus penularan HIV paling besar setelah proses transfusi darah. Bisakah si jabang bayi terhindar dari ibu yang positif HIV ketika sedang mengandung? Risiko penularan pada masa kehamilan sekitar 7%, pada proses kelahiran 15% serta penularan melalui air susu ibu sekitar 13%. Melalui upaya pencegahan yang lengkap risiko ini dapat diturunkan hingga menjadi hanya 2%. Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Untuk mengurangi ancaman anak yang dilahirkan tertular HIV dari ibu hamil, semua ibu hamil HIV harus diberi obat ARV (Antiretroviral). Pemberian antiretroviral ini dapat menurunkan secara drastis kemungkinan bayi tertular HIV pada masa kehamilan. Pemberian obat antiretroviral ini telah mendapat persetujuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan tiga hal, yaitu inisiasi dini antiretroviral therapy (ART) untuk orang dewasa dan remaja. Pemberian obat antiretroviral yang lebih mudah dan ramah. Serta penggunaan jangka panjang obat antiretroviral untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke anak. Sedangkan penularan pada saat melahirkan dapat dicegah dengan proses kelahiran caesar. Sementara penularan pada saat menyusui dapat dicegah dengan memberikan susu formula dan tidak memberikan ASI sama sekali pada bayi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar