Dari laporan DepKes RI diperkirakan sekitar 7000
perempuan hamil terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency
Virus) setiap tahun.
Proporsi perempuan yang terinfeksi HIV secara nasional sekarang ini sudah
mencapai 40% dan sebagian besar perempuan tersebut berada dalam rentang usia
subur Permasalahan kesehatan reproduksi pada perempuan hamil yang terinfeksi
HIV adalah pengaruh infeksi HIV terhadap kehamilannya. Di samping itu kondsi ibu
hamil tidak boleh diabaikan seperti merokok, kekurangan vitamin A, pecandu
narkoba, terinfeksi penyakit menular seksual, anemia, hipertensi, diabetes
mellitus dan lain-lain..
Dalam beberapa penelitian didapati bahwa wanita HIV positif yang
hamil akan menghadapi kenyataan yang terkadang diluar keinginannya seperti abortus
spontan, kematian janin dalam kandungan, pertumbuhan janin yang terhambat,
berat badan bayi rendah, bayi prematur dan korioamneitis. Selain itu berbagai
infeksi menular seksual seperti kandidiasis vulvovaginal, vaginosis bacterial,
herpes, gonorea, sifilis dapat menyertai kehamilan pada perempuan HIV positif.
Penularan virus HIV dari ibu hamil ke anak merupakan kasus penularan HIV
paling besar setelah proses transfusi darah. Bisakah si jabang bayi terhindar dari ibu yang positif HIV ketika
sedang mengandung? Risiko penularan pada masa kehamilan sekitar 7%,
pada proses kelahiran 15% serta penularan melalui air susu ibu sekitar 13%.
Melalui upaya pencegahan yang lengkap risiko ini dapat diturunkan hingga
menjadi hanya 2%. Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa
terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui.
Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Untuk mengurangi ancaman anak yang dilahirkan tertular HIV dari ibu hamil,
semua ibu hamil HIV harus diberi obat ARV (Antiretroviral). Pemberian
antiretroviral ini dapat menurunkan secara drastis kemungkinan bayi tertular
HIV pada masa kehamilan. Pemberian obat antiretroviral ini telah mendapat
persetujuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan tiga hal,
yaitu inisiasi dini antiretroviral therapy (ART) untuk orang dewasa dan remaja.
Pemberian obat antiretroviral yang lebih mudah dan ramah. Serta penggunaan
jangka panjang obat antiretroviral untuk mengurangi risiko penularan HIV dari
ibu ke anak. Sedangkan penularan pada saat melahirkan dapat dicegah dengan
proses kelahiran caesar. Sementara penularan pada saat menyusui dapat dicegah
dengan memberikan susu formula dan tidak memberikan ASI sama sekali pada bayi.